Flu Babi
Oleh : dr. Fanny Anggraeni
Tanggal Posting : 30 August 2013
Begitu cepatnya flu babi (swine flu) menyebar, sehingga WHO (World Health Organisation) pada tanggal 6 Juli 2009, menghentikan pemantauan jumlah orang yang terjangkit flu babi. Angka terakhir yang dirilis tanggal 19 Juli 2009, menyebutkan bahwa flu babi sudah menyebar di 160 negara, menjangkiti 137.215 orang dan mengakibatkan 800 orang meninggal. Walaupun persentase kematian yang diakibatkan flu babi relatif kecil, tetapi yang mengkuatirkan adalah kasus kematian tersebut terjadi di negara-negara maju yang mempunyai sistem perawatan kesehatan yang relatif baik. WHO sudah menyatakan bahwa flu babi “unstoppable” dan memasuki tahap 6 yaitu “Widespread Human Infection”. Untuk mengenal lebih jelas tentang penyakit yang menjadi buah bibir beberapa bulan belakangan ini, mari kita simak penjelasan berikut ini.
Apa itu flu babi?
Flu babi merupakan penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini sebenarnya biasa menyerang ternak babi, namun kini telah mengalami perubahan yang drastis dan mampu menginfeksi manusia. Gejala yang timbul pada manusia pun mirip dengan apa yang terjadi pada babi.
Flu babi pertama kali diisolasi dari seekor babi yang terinfeksi pada tahun 1930 di Amerika Serikat. Pada perkembangannya, penyakit ini dapat berpindah ke manusia terutama menyerang mereka yang kontak dekat dengan babi. Lama tidak terdengar lagi kabarnya ternyata virus ini mengalami serangkaian mutasi sehingga muncul varian baru yang pertama kali menyerang manusia di Meksiko pada awal tahun 2009. Varian baru ini dikenal dengan nama virus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua antigen utama virus yaitu hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1.
Apa saja gejala flu babi?
Gejala utama flu babi mirip dengan gejala influenza pada umumnya seperti : demam, batuk, pilek, terasa lelah, sakit kepala, tidak nafsu makan, merasa sakit tenggorakan bila menelan, otot-otot sakit dan sambungan tulang terasa nyeri. Beberapa pasien dapat mengalami mual, muntah dan diare.
Penyakit ini bisa berkembang ke arah yang lebih buruk sehingga pasien mengalami kesulitan untuk bernafas dan memerlukan alat bantu nafas (ventilator). Bila ada bakteri yang ikut menginfeksi paru-paru maka pasien dapat mengalami radang paru-paru atau pneumonia. Ada kalanya seseorang yang terserang flu babi dapat mengalami gejala kejang-kejang. Pada umumnya, kematian terjadi karena adanya infeksi sekunder bakteri pada paru-paru sehingga diperlukan antibiotika yang pas untuk mengatasi infeksi tersebut.
Bagaimana mendiagnosa flu babi?
Diagnosa flu babi dilakukan berdasarkan gejala klinis pasien dan riwayat kontak dengan orang yang memiliki gejala seperti di atas. Setelah itu dilakukan pemeriksaan lendir atau dahak pasien. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membedakan apakah virus yang menginfeksi pasien tersebut termasuk virus tipe A atau B. Bila ternyata hasilnya adalah virus tipe B maka dapat dipastikan bahwa pasien tersebut bukan terinfeksi flu babi. Namun bila ternyata hasilnya adalah virus tipe A maka ada kemungkinan pasien tersebut menderita flu babi atau terinfeksi virus H1N1. Sampel ini selanjutnya dikirim ke laboratorium yang lebih lengkap untuk memastikan adanya antigen virus flu babi sehingga diagnosa flu babi dapat ditetapkan dengan pasti.
Berapa lama masa penularan virus flu babi?
Orang yang menderita flu babi A (H1N1) menurut para ahli akan tetap menularkan penyakitnya sampai hari ke tujuh. Jika sampai hari ke tujuh ternyata penyakitnya belum membaik maka orang tersebut dianggap masih dapat menularkan penyakitnya sampai gejala flu benar-benar hilang. Anak-anak, khususnya balita, memiliki potensi waktu penularan yang lebih panjang.
Periode penularan penyakit flu babi juga tergantung pada jenis atau strain dari virus H1N1 yang menjangkitinya. Jika pasien dirawat di rumah maka dianjurkan untuk tidak ke luar rumah dahulu sampai penyakit yang diderita benar-benar sembuh, kecuali jika pasien bersangkutan segera ke dokter atau ke rumah sakit.
Bagaimana cara penyebaran virus flu babi?
Virus H1N1 bisa secara langsung ditularkan dari babi ke manusia dan dari manusia ke babi. Infeksi pada manusia yang berasal dari babi kemungkinan besar terjadi ketika manusia dekat dengan babi yang terinfeksi, seperti peternakan babi. Penularan flu babi juga bisa terjadi dari manusia ke manusia. Sama dengan flu biasa yang terjadi pada manusia, penularan paling sering terjadi melalui batuk atau bersin pada orang yang terinfeksi virus influenza. Manusia juga bisa terinfeksi setelah menyentuh sesuatu yang terjangkit virus influenza dan kemudian menyentuh mulut atau hidungnya. Karena itu, setiap orang disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dan segera mencari pertolongan medis jika mereka mempunyai gejala-gejala seperti influenza.
Namun demikian, virus flu babi tidak ditularkan lewat makanan. Kita tidak akan terkena flu babi dengan makan daging babi atau produk-produk lainnya yang mengandung daging babi. Memakan daging babi yang dimasak secara tepat, relatif aman. Jika daging babi dimasak pada temperatur 160°F/81°C, maka virus flu babi akan mati, sama seperti bakteri dan virus yang lain.
Bagaimana mengobati flu babi?
Meskipun vaksin untuk mencegah penularan virus influenza telah lama ditemukan, namun vaksin untuk virus flu babi (H1N1) sampai saat ini belum ada. Saat ini beberapa laboratorium pemerintah yang dibiayai oleh WHO sedang mengembangkan penelitian untuk menemukan vaksin virus flu babi.
Ada 4 obat antivirus yang diizinkan untuk digunakan di Amerika Serikat, yaitu amantadine, rimantadine, zanamivir dan oseltamivir. Dari keempat obat antivirus tersebut, yang dipercaya mampu mencegah bertambah parahnya flu babi adalah zanamivir (Relenza) dan oseltamivir (Tamiflu). Penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan karena ditakutkan akan terjadi resistensi virus terhadap kedua obat tersebut. Obat ini juga tidak direkomendasikan untuk gejala flu yang telah muncul lebih dari 48 jam. Pada keadaan yang berat, pasien mungkin membutuhkan penanganan intensif lebih lanjut di rumah sakit.
Bagaimana cara mencegah penularan flu babi?
Cara paling ampuh untuk mencegah penularan virus flu babi pada dasarnya sama dengan cara mencegah penularan virus influenza yang lain, yaitu dengan vaksinasi. Sayangnya vaksin untuk flu babi sampai saat ini belum ditemukan.
Cara lain untuk mencegah penularan virus ini adalah dengan meminimalkan kontak dengan virus, seperti mencuci tangan sesering mungkin, jangan menyentuh wajah terutama hidung dan mulut, serta menghindari kontak dekat dengan orang yang sedang menderita flu. Dari cara-cara tersebut, mencuci tangan dianggap sebagai cara pencegahan yang paling efektif, sehingga WHO pun merasa perlu untuk mengajarkan secara rinci metode mencuci tangan yang terbaik.
Pencegahan penularan juga bisa dilakukan oleh mereka yang telah terinfeksi virus flu babi dengan cara menghindari keramaian dan selalu tinggal di rumah. Jangan bekerja dan bersekolah dahulu sampai keadaan membaik. Hindari bersin, batuk dan berbicara terlalu dekat dengan orang lain.
Sumber :
http:www.blogdokter.net/2009/06/27/flu-babi
http:www.who.int/csr/don/ 2009_04_29/ en/index. html
http:www.cdc.gov/swineflu/key_facts. html