Rahasia Kekuatan Percaya Diri

Oleh : Suhardi

Tanggal Posting : 30 August 2013

Dalam kompetisi Liga Inggris 2011–2012, kemenangan klub sepakbola Manchester City atas rival sekotanya Manchester United sangat dramatis sekali. Satu gol kemenangan terjadi pada dua menit terakhir babak kedua di masa injury time. 

Bayangkan, setelah 44 tahun berada di bawah bayang-bayang keperkasaan klub kaya raya dan bertabur bintang, Manchester United, mereka bermain di bawah tekanan amat berat untuk meraih kemenangan. Sampai menit ke-90 babak kedua, mereka masih kalah 1–2 dari klub Queens Park Rangers (QPR). Bagaimana mungkin mereka mampu mengubah keadaan hanya dalam waktu dua menit sehingga meraih skor 3–2 bagi kemenangan Manchester City? Apa yang menyebabkan mereka mampu?

Pablo Zabaleta, pencetak gol pertama ke gawang Queens Park Rangers (QPR) mengatakan, “Hal terpenting bagi tim manapun adalah saat Anda percaya.  Jika Anda percaya pada diri sendiri, Anda bakal menang. Kami percaya hingga menit terakhir” (Kompas, 15 Mei 2012).  The Citizens, jukukan bagi Manchester City, telah membuktikan bahwa percaya diri itu ternyata mempunyai “daya magis.”  Jadi, percayalah.

Nyatanya, dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini, banyak sekali orang yang tidak memiliki rasa percaya diri (minder). Menurut penulis, paling sedikit ada dua alasan mengapa orang menjadi minder. Pertama, terlalu berlebihan dan kurang objektif dalam membandingkan dirinya dengan orang lain. Kedua, lebih banyak melihat sisi buruk dan faktor kekurangan dirinya, dibandingkan dengan sisi baik dan kelebihan dirinya.

Berikut ini adalah dua kunci utama agar kita memiliki rasa percaya diri:
1. Menerima diri
Untuk membangun percaya diri diperlukan penerimaan yang setulusnya dan setotalnya terhadap diri sendiri. Mari kita belajar melihat sisi baik dan kekuatan yang kita miliki dengan tidak mengabaikan bagian yang kurang dari diri kita, sambil terus mengembangkan potensi yang ada. Hindari sikap iri hati terhadap kelebihan orang lain. Kembangkan kebiasaan mengucap syukur atas apapun yang kita miliki. Terus berusaha meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam berbagai segi kehidupan kita. Temukan hal-hal unik yang kita miliki dan terimalah dengan sukacita dan penuh syukur. Jangan terlalu “dimasukkan ke hati” segala bentuk kritik dari orang lain. Ucapkan terima kasih atas kritikan yang disampaikan, sambil belajar membenahi diri agar lebih baik lagi. 
Jadi, kita dapat lebih menerima diri dengan:
a. Kenali potensi diri (kekuatan dan kelemahan)
b. Terima potensi diri dengan rasa syukur
c. Bangun keyakinan diri sendiri bahwa dengan apa yang dimiliki akan dapat mencapai hasil yang baik
d. Terimalah kritik sebagai “hadiah” dari orang yang peduli dengan kita (ingat “complain is compliment”).

2. Menghargai diri
Orang yang bisa menerima diri belum tentu ia menghargai dirinya. Sebagai contoh, ada orang yang pendidikan terakhirnya SMA. Orang tersebut mungkin saja sudah tahu dan paham bahwa dirinya adalah lulusan SMA. Namun ia tidak memiliki “kebanggaan” dan rasa percaya diri terhadap “ke-SMA-annya” itu, sehingga ia selalu merasa minder saat berhadapan dengan orang lain (terlebih dengan orang yang berpendidikan lebih tinggi). Sebaliknya, penulis pernah bertemu dengan orang lain yang berpendidikan setingkat SMA juga, namun ia bangga dengan dirinya. Tanpa canggung ia bergaul dan memperkenalkan dirinya dengan ekspresi gembira dan sukacita. Tak tampak sedikitpun perasaan minder. Orang yang pertama tidak percaya diri, sedangkan orang yang kedua penuh percaya diri, padahal keduanya sama-sama lulusan SMA. Orang yang kedua, tidak sekedar tahu dan menerima “ke-SMA-annya” melainkan ia juga “bangga” dengan hal tersebut.

Contoh lain, ada seorang pedagang asongan di perempatan jalan, dengan berpakaian “lusuh” dan tubuh “renta” mencoba menawarkan dagangannya. Ketika seorang pengendara mobil memberi sedekah berupa uang recehan seribu rupiah kepadanya, dengan sopan ia menolak karena ia menghargai dirinya bukan sebagai pengemis melainkan sebagai pedagang asongan. Ia dengan tulus berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara berjualan di jalanan. Jadi orang yang memiliki penghargaan terhadap dirinya adalah orang yang tidak bergantung pada apa yang dimiliki melainkan lebih melihat kepada keluhuran karakter pribadi yang ia miliki. Orang tersebut akan berusaha memaksimalkan apa yang ada untuk meraih apa yang dicita-citakannya. Oleh karena itu, apapun juga yang kita miliki saat ini dan di sini, marilah kita menerimanya dengan penuh ucapan syukur sekaligus perasaan bangga terhadap diri sendiri, bukan dalam arti sombong, melainkan sikap menghargai diri sendiri.

Kunci rahasia: Percaya Diri = Terima Diri x Hargai Diri

Meskipun selama puluhan tahun tim sepakbola Manchester City berada dalam kondisi terpuruk, namun mereka mampu bangkit dan meraih kemenangan. Mereka dapat menerima diri dan sekaligus bangga dengan diri mereka sendiri, sehingga kedua hal itu membangkitkan kepercayaan diri mereka.

Dengan menjadi pribadi yang lebih percaya diri, kelak kita pun menjadi lebih berhasil dalam meraih apa yang kita harapkan.

Credit: "Image courtesy of tungphoto at FreeDigitalPhotos.net"