IKATAN PERJANJIAN ALLAH DENGAN MANUSIA

Oleh : Herawati Susilo G.

Tanggal Posting : 27 July 2014

Kej. 29: 15-28; Mzm. 105:1-11, 45; Rm. 8:26-39; Mat. 13:31-33, 44-52

 

Salah satu tokoh Perjanjian Lama yang teguh memegang janji adalah Yakub, terutama dalam memperjuangkan cintanya pada Rahel (kisah yang kita baca dari Kejadian 29:15-28). Memang, di masa mudanya ia pernah mengelabui ayahnya sehingga mendapatkan hak kesulungan. Namun selanjutnya ia menjadi umat yang taat pada Allah, dan meyakini penggenapan janji Allah padanya. Yakub pun taat sebagai seorang pekerja terhadap Laban selama 14 tahun. Akhirnya ia mendapatkan Rahel yang amat dicintainya.

 

Sebagaimana halnya Yakub, umat Allah hendaknya juga teguh memegang janji untuk selalu taat pada-Nya. Ia, Tuhan kita tidak pernah berubah dan selalu memegang janji-Nya pada kita, anak-anak-Nya.

 

Faktor penyebab manusia melanggar janji ketaatan bukan saja karena deraan penderitaan yang membuatnya putus asa. Kegemilangan dan kesenangan duniawi pun dapat menjadi penyebab manusia ingkar janji sehingga melanggar perintah-Nya. Manusia mudah terlena pada godaan untuk selalu menyenangkan diri dan melupakan kehendak-Nya. 

 

Melalui bacaan Matius 14:31-33,44-52 kita diingatkan bahwa Kerajaan Allah adalah harta terpendam yang amat berharga, jauh melebihi harta duniawi. Kerajaan Allah disediakan bagi seluruh umat yang mau mengikut-Nya. Meskipun kelihatannya kecil dan tidak punya arti (laksana biji sesawi dan ragi), namun sesungguhnya amatlah dinamis dan menjadi sesuatu yang amat besar dan seyogyanya adalah tujuan akhir kehidupan segenap umat.

 

Syair dalam lagu "Ya Yesus, Ku Berjanji" (KJ 369) boleh menguatkan kita.

Di ayat 1 ada frasa 'di kancah pergumulan' 

Di ayat 2 ada frasa 'kilauan hampa dan godaan' 

Dapatlah kiranya terhubung dengan uraian mengenai penyebab manusia ingkar janji terhadap Allah.

 

Tuhan berkati kita semua. Amin. (HSG)