BERBUAT ADIL DAN BENAR SEBAGAI BUAH PERTOBATAN

Oleh : Stephen Timotius Gunawan

Tanggal Posting : 07 December 2013

Dalam sebuah perbincangan sekumpulan anak muda, terekam celoteh diantara mereka tentang sosok aktor favorit yang diidamkan. Ada yang menyebutkan Leonardo DiCaprio sebagai sosok yang difavoritkan karena wajahnya yang tampan. Yang lain menyebutkan sosok Al Pacino sebagai favoritnya, karena perannya dalam film "The Godfather" sungguh memukau. Lain lagi dengan celoteh seorang pemudi, Paul Walker yang sangat maskulin dan keren perannya dalam "Fast and Furious". Dan celoteh perbincangan itu semakin seru sembari diselingi canda dan tawa.

Tidak disadari setiap kita mungkin memfavoritkan sosok tertentu, warna tertentu, makanan tertentu yang semuanya itu secara tidak langsung berarti kita sedang memberikan porsi yang lebih besar terhadap sesuatu dibandingkan lainnya. Memang, tidak mudah menimbang dengan adil dan benar dalam kondisi dunia saat ini.

Cobalah tengok lembaga peradilan di Indonesia saat ini. Tantangan terbesar bagi lembaga peradilan saat ini dalam menjalankan misi keadilannya justru berada pada personilnya. Tidak dapat dipungkiri, ada saja personil keadilan yang tergoda dengan suatu tawaran yang bertentangan dengan prinsip pengambilan keputusan sesuai keadilan dan kebenaran sehingga \\\"ketok palu\\\" acapkali dipandang tidak adil (meskipun ada pula hakim yang tetap memegang teguh keadilan dan kebenaran dengan sejati).

Tetapi itulah dunia, tidak hanya saat ini, sejak dahulu pun masalah keadilan dan kebenaran menjadi sorotan yang tajam dari Allah. Saat itu pemimpin bangsa Israel bertindak penuh kesalahan dan kejahatan, bahkan tidak peduli dengan keberadaan para janda dan anak yatim. Mereka berlaku semena-mena terhadap sesamanya, dan cenderung hanya mementingkan diri sendiri.

Allah tentu tidak menginginkan hal seperti itu merajai sikap bangsa Israel, sehingga melalui Yesaya sebuah penghiburan dan pengharapan Mesianis dituturkan: "suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbua, karena Dialah yang akan melakukan penghakiman dengan adil, Dia tidak menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan hukuman menurut kata orang saja dan tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan". (Yesaya 11 : 1-10).

Sebuah pengharapan kepada Tuhan bagi bangsa Israel di tengah kehidupan yang tidak adil. Demikian pula kita, pengharapan kepada Allah menjadi sangat penting, sebab tanpa harapan orang-orang akan menjadi putus asa dan apatis, tidak berbuat apa-apa. Sebaliknya harapan akan membuat orang bersemangat untuk ikut mewujudkan keadilan dan kebenaran itu.

Panggilan Tuhan bagi kita di masa kini adalah untuk terus mewujudnyatakan keadilan dan kebenaran secara jujur dalam lingkup kehidupan apapun dan dimanapun sebagai buah pertobatan di masa adven ini.
Selamat bertobat. Selamat berbuah keadilan dan kebenaran di masa penantian Kristus.
( STG )

Image courtesy of Kittisak at FreeDigitalPhotos.net