Saudara-saudara, adakah diantara kita yang merasa bahwa hidup ini mudah, sehingga tanpa penyertaan Tuhan pun kita akan mampu melewatinya? Jelas kita akan menjawab tidak.

Tetapi acapkali tanpa disadari, ketika kita sedang mengalami kegembiraan dalam hidup ini, hidup tiba-tiba terasa begitu menyenangkan, kita merasa bisa berjalan sendiri dan sering kali mengabaikan kehadiran-Nya dan penyertaan-Nya.

Sebaliknya, ketika kita menghadapi beban yang berat dalam kehidupan ini, kita seringkali merasa kesepian. Hidup tiba-tiba terasa sulit, dan kita membutuhkan sandaran, kita membutuhkan seseorang untuk  menolong dan menyertai kita. Ketika pertolongan yang kita harapkan tidak kunjung tiba, kita merasa ditinggalkan.

Mazmur 80: 1- 7; 17 – 19 adalah nyanyian pengharapan akan kehadiran karya Allah bagi umat Israel.  Ada seruan permohonan agar Allah,  yang disebut gembala Israel itu, akan bangkit dan menyelamatkan umat-Nya. Dalam ayat 5 – 8, pemazmur menegaskan permohonan akan campur tangan Tuhan di tengah segala pergumulan dan kesulitan hidupnya. Ia memohon kepada Tuhan karena menyadari bahwa hanya Allah yang sanggup memulihkan keadaan dan membawa perubahan dalam kehidupan manusia.

Rasul Paulus dalam Roma 1: 1 – 7 menegaskan, karena kasih Allah, maka Dia hadir di tengah-tengah manusia untuk menyertai kehidupannya. Dalam kesulitan pelayanan yang dihadapinya, Rasul Paulus tak mengingkari penyertaan Tuhan.

Apakah janji Allah untuk hadir di tengah-tengah kita mempunyai makna yang spesial dalam kehidupan kita?

Ya, ini sungguh kabar sukacita. Allah telah menggenapi janji-Nya. Sekarang kita sepenuhnya menyadari, apa pun rintangan hidup yang kita akan lalui, Allah senantiasa beserta kita. Allah tidak pernah meninggalkan kita.

Kita akan sambut Natal dengan penuh sukacita , dengan penuh ungkapan syukur lewat buah kasih Roh Tuhan dalam membantu dan melayani sesama kita yang membutuhkan.

Immanuel, Allah beserta kita. (TNL)

Image courtesy of thepathtraveler at FreeDigitalPhotos.net