Baptisan - Perubahan Hidup

Oleh : Yosev Tito Pardede, S.Si (Teol.)

Tanggal Posting : 12 January 2014

(Yes. 42:1-9; Maz. 29; Kis. 10:34-43; Mat. 3:13-17)

 

”Evi, aku membaptis engkau di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.” Saya teringat sepuluh tahun yang lalu pendetaku mengucapkan kalimat itu ketika saya dibaptis sidi. Saat itu saya merasa gugup melangkahkan kaki ke depan altar sambil menundukkan kepala ditemani sorotan mata jemaat yang hadir. Pendeta melakukan prosesi pembaptisan. Setelah itu saya yang sudah basah bajunya karena air baptisan, berbalik menghadap jemaat. Lagi-lagi saya menundukkan kepala merasa kikuk dan gugup terhadap pandangan banyak orang. Ah, dalam kehidupan sehari-hari, saya memang seorang yang pemalu dan penakut. Saya selalu malu dan takut. Saya bingung juga dengan diri saya. Tetapi....tunggu.... ada sesuatu yang berbeda, ada yang aneh dengan tatapan para jemaat. Bahkan, tatapan mata kedua orangtuaku sendiri pun berbeda. Saya merasa tidak ada lagi tatapan penghakiman. Tidak ada tatapan dingin. Tidak ada tatapan menyelidik. Tidak ada tatapan pengacuhan. Tidak ada tatapan penyepelean yang selama ini kurasakan di rumah dari kedua orangtuaku. Sebab, saya hanya seorang anak bungsu yang lahir tanpa tangan kiri. Seorang penakut dan pemalu. Saya merasa diri saya tidak berguna. Pada saat itu, saya melihat sinar mata jemaat dan kedua orangtua saya memancarkan cahaya yang hangat. Ada senyuman di bibir mereka. Saya mengerti, tatapan itu adalah tatapan pengakuan, tatapan kebanggaan. Saya ada. Saya berharga. Saya mengerti apa arti kisah suara Allah ”Inilah Anak-Ku yang Kukasihi kepada-Nyalah Aku berkenan” (Mat. 3:17) setelah Yesus selesai dibaptis oleh Yohanes pembaptis.

 

Sekarang, sepuluh tahun dari peristiwa itu, saya berdiri di altar gereja. Saya bukan lagi Evi yang dulu, gadis pemalu dan penakut. Di depanku sekarang sudah bersiap-siap para katekisan yang akan saya layankan sakramen baptisan. Hahahahaha... (tertawa dalam hati) saya tadi sempat teringat pengalaman saya dibaptis waktu itu. Ini adalah pengalaman pertama saya sebagai pendeta untuk melayani sakramen baptisan. Sekarang saya harus kembali fokus, di depan saya sudah menunggu tugas untuk melayani jemaat yang dipercayakan Tuhan kepada saya.

 

”Aku ini, Tuhan, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.”

(Yes. 42:6-7)  Amin.                                                                                                                                                                           

(YTP)

Image courtesy of Salvatore Vuono at FreeDigitalPhotos.net