HANYA PERCAYA
Oleh : Yarli Asido Sakti Tambunan
Tanggal Posting : 16 March 2014
Semua perikop bacaan di Minggu ini menyatakan bahwa Allah yang penuh anugerah, sumber kehidupan kekal berkenan menyatakan diri dan menjanjikan kehidupan kekal kepada manusia. Kita (manusia) dipanggil untuk merespon pernyataan Allah tersebut, yaitu dengan menerima dan percaya. Pertanyaannya, percaya yang bagaimana? Kalau sekedar percaya, bahkan setanpun juga percaya! Bahkan gemetar (Yakobus 2:19), jadi percaya seperti apakah yang dimaksud?
Percaya yang dimintakan kepada kita adalah percaya yang berdasarkan iman. Yang bukan sekedar kata-kata tetapi mewujud dalam penyerahan total, sehingga kita mengerjakan/menuruti segala sesuatu yang dikehendaki oleh yang kita percayai (Tuhan) - yaitu dengan melakukan Firman Allah dengan sungguh dan tanpa paksaan. Mazmur 121: Mewakili gambaran orang yang memercayakan hidupnya kepada Tuhan (pernyataan iman bahwa Allah tempat berlindung). Sebagai contoh tindakan orang percaya adalah Abram dalam Kej. 12:4a disebutkan “Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan,…” sebagai respon Abram atas perintah Tuhan untuk pergi (tanpa tahu tujuan yang dituju) dengan modal “hanya percaya” yang bulat kepada Tuhan (dinyatakan lewat tindakan), sehingga kemudian seperti kita ketahui bersama bahwa Tuhan mengubahkan Abram dari keluarga mandul berubah menjadi bapa segala bangsa, dari penerima berkat berubah menjadi saluran berkat dan menjadikan namanya (diganti menjadi Abraham) masyur. Dalam Rm. 4: 3 dikatakan “…Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya (kepercayaan Abram) sebagai kebenaran.” dan di Rm. 4: 16: "Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia…"
Yesus juga menjanjikan hidup yang kekal bagi tiap orang yang percaya. Disebutkan dalam Yoh. 3: 16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Dalam percakapannya dengan Nikodemus, Yesus berkata: “…Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” (Yoh. 3:3). Apakah mungkin dilahirkan kembali? Mungkin! Seperti disebutkan pada Yoh.1:12: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam Nama-Nya.”
Selamat menjadi orang yang percaya dan berserah penuh kepada Tuhan dan mari nyatakan melalui “buah-buah” pertobatan dan tindakan kita sehari-hari sebagai pelaku Firman Tuhan. Tuhan memberkati. (YAT)
“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging,adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2: 20)
Image courtesy of luigi diamanti at FreeDigitalPhotos.net