Hidup Baru dalam Asuhan Sang Gembala Agung

Oleh : Bangun Simamora

Tanggal Posting : 11 May 2014

Brain washing (cuci otak) dalam kehidupan sehari-hari dapat berdampak positif maupun negatif. Segi positif, contohnya suatu pelatihan yang diadakan dan kita ikuti, baik berupa pelatihan skill ataupun program motivasi dengan trainer atau motivator yang bagus, bisa memberikan kita semangat baru dalam kerja. Disadari atau tidak, sedikit dari otak Anda telah “dicuci” dan efeknya bagus. Segi negatif, contohnya bisa dilihat dari perkumpulan tertentu  yang anggotanya menyatakan bahwa mereka yang paling benar. Cuci otak yang diterima anggota perkumpulan tersebut membuat pikiran mereka tertutup dari input luar sehingga disadari atau tidak mereka menjadi orang-orang radikal dan in-toleran, misalnya sekte-sekte sesat dalam agama tertentu, pelaku bom bunuh diri, dan lain-lain.

 

Dalam Kisah Para Rasul, Roh Kudus “mencuci otak” jemaat mula-mula, sehingga tergambarlah cara hidup komunitas umat beriman  yang berkarya dalam kuasa Roh Allah. Pola hidup mereka yang adil, beribadah dan persekutuan yang mereka lakukan setiap hari bukanlah karena prestasi mereka, tetapi karya Roh yang bekerja dalam komunitas. Setiap anggota komunitas memainkan peran, tapi pemeran utamanya adalah Roh Kudus. Persekutuan yang hangat, kesediaan berbagi menimbulkan efek yang luar biasa dari dunia luar, dan mereka disukai semua orang. (Kisah Para Rasul 2:42-47)

 

Daud mengakui bahwa Tuhanlah gembalanya. Sang Gembala membaringkannya di padang yang berumput hijau, membimbing ke air yang tenang, menyegarkan jiwa, menuntun di jalan yang benar, menyertai, menghibur, menyediakan hidangan, mengurapi. Dampak dari yang dilakukan Sang Gembala sangat luar biasa, yaitu kecukupan, keberanian, mengalami kebajikan dan kemurahan, dan yang paling indah, diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa. (Mazmur 23)

 

Yesus menyatakan bahwa Ia-lah Gembala yang Baik. Gembala yang baik didengarkan oleh domba-dombanya dan ia mengenal domba-dombanya. Domba-dombanya mengikuti ke mana gembala pergi, karena domba-dombanya mengenal suaranya. Gembala memusatkan hidupnya untuk menjaga keselamatan domba-dombanya. Domba-dombanya hidup dengan berkelimpahan. (Yohanes 10:1-10)

 

Orang yang memercayakan hidupnya kepada Roh Allah, Sang Gembala Agung, akan menunjukkan sikap hidup yang baru dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Rajin membaca dan mendengarkan firman Tuhan, bersekutu dan berdoa, serta sedia berbagi.

2. Tak merasa kekurangan, berani, mengalami kebajikan dan kemurahan, dan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.

3. Mengikuti arah yang dituju oleh Sang Gembala Agung.

 

Selamat mengalami hidup baru dalam asuhan Sang Gembala Agung. Amin. (BAS)

Image courtesy of Janaka Dharmasena at FreeDigitalPhotos.net