ALLAH MENCIPTA, FIRMAN MENGUBAHKAN, ROH MENGHIDUPKAN

Oleh : Yosev Tito Pardede, S.Si (Teol.)

Tanggal Posting : 22 June 2014

(Kejadian 1:1-5, 26-31; Mazmur 8; 2 Korintus 13:11-13; Matius 28:16-20)

Saya teringat seorang pendeta senior pernah bercerita kepada saya tentang tiga kategori pendeta. Pertama, pendeta yang bertipe menanam benih atau membangun fondasi dasar suatu jemaat, hendak dibentuk ke dalam suasana, cita-cita dan budaya seperti apa -tentu saja semua benih tersebut berdasarkan dasar-dasar iman Kristen. Itulah pendeta pertama suatu jemaat; the founding father dalam bahasa kerennya. Kedua, pendeta yang bertipe mengubah, memperbarui atau dengan suara kenabiannya menegakkan kembali arah yang sudah melenceng ke jalur yang tepat. Pendeta tipe ini suka sekali dalam aktivitas merancang, menganalisa, mengambil keputusan, mengeksekusi, dan mengevaluasi, lalu kembali merancang dan seterusnya. Tetapi, pendeta senior tersebut mengingatkan bahwa tipe pendeta kedua memiliki kelemahan dalam memelihara kelangsungan perubahan yang sudah dibuatnya. Maka, ada tipe pendeta ketiga yang excellence dalam memelihara kehidupan berjemaat dengan segala kultur, cita-cita, dan nilai yang sudah ada. Tetapi ia juga mengingatkan, tipe pendeta ketiga ini juga memiliki kelemahan, yakni jemaat yang dipimpinnya akan serupa, tidak berubah seperti Yesus tidak berubah. Jika Tuhan Yesus hadir meminta pertanggungjawaban kepada pendeta tipe ketiga ini, ia akan menjawab, “Tuhan, engkau mempercayakan kepada saya 100 jemaat untuk digembalakan, maka inilah 100 jemaatmu itu telah berhasil kupelihara dan mereka sehat-sehat di dalam iman.”

 

Saya berpikir lama untuk mencerna perkataan pendeta senior tersebut, yang saya yakin pasti artinya tidak harafiah. Ahhh….saya mulai memahami maksud pendeta senior itu. Tidak ada satu pun tipe manusia yang sempurna, setiap tipe dilahirkan untuk saling melengkapi. Sebab, kehidupan manusia tidak berdimensi tunggal. Manusia memiliki banyak dimensi kehidupan. Tipe-tipe itu lahir dari konteks dimensi manusia masing-masing dan tentu saja untuk saling melengkapi.

 

Maka, ketika kita merayakan Minggu Trinitas saat ini, kita bisa memahami bahwa Allah kita adalah Allah yang satu dan sempurna tetapi hadir dalam berbagai dimensi kehidupan manusia dan dunia ini. Allah hadir dalam orang-orang yang terasing dan terbuang, tetapi Allah juga hadir bagi orang-orang kaya atau pun yang merasa “normal”. Allah hadir bagi orang-orang baik, tetapi Allah juga menaruh belas kasihan-Nya yang besar bagi orang-orang jahat dan tersesat. Allah hadir bagi manusia, tetapi Allah juga hadir dalam mahluk hidup lainnya yang juga diciptakan, diubah dan dipelihara oleh-Nya. Maka, Minggu Trinitas adalah perayaan Allah yang hadir dalam berbagai dimensi kehidupan kita, agar kita terpanggil untuk tunduk dan taat menyerahkan segala kekuatiran hidup kita dan mensyukuri serta menghargai seluruh dimensi kehidupan manusia. (YTP)